Senin, 14 Juni 2010

Eksperimen Gila Dukun Militer AS

Menyingkap Rahasia Eksperimen Gila Dukun Militer AS :




WASHINGTON (Berita SuaraMedia) – Proyek Jedi adalah sebuah proyek militer amat rahasia yang bertujuan untuk menciptakan sekelompok prajurit super yang amat kuat secara fisik dan memiliki tingkat kecerdasan, serta intuisi yang superior.

Mereka mampu mempergunakan kekuatan psikis untuk memata-matai musuh, mematikan bom nuklir dengan telekinesis, dan tanpa banyak mengeluarkan keringat, mampu membunuh dengan kekuatan pikiran, demikian tulis surat kabar Daily Mail.





Quote:
Dalam The Men Who Stare At Goats,
George Clooney menjadi salah seorang tentara AS
yang mencoba menggunakan kekuatan pikirannya
kepada seekor kambing sebagai bagian dari proyek jedi.

Para prajurit tersebut juga memiliki kemampuan untuk menghilang dan menembus tembok. Terdengar tidak masuk akal? Memang proyek Jedi adalah cerita yang terdapat dalam film Hollywood yang akan dirilis, The Men Who Stare At Goats, yang dibintangi George Clooney dan Ewan McGregor. Namun yang menarik adalah, ternyata hal-hal tersebut tidak sepenuhnya fiksi.

Militer AS memang pernah mencoba menciptakan gen prajurit super. Dan membunuh kambing dengan menggunakan kekuatan fisik –seperti yang dikisahkan dalam film– hanyalah pucuk dari fenomena gunung es.

Inti-inti gagasan dalam proyek Jedi, serta sejumlah proyek paranormal, memang telah dipergunakan secara aktif dalam pertempuran.

"Anda harus memahami bahwa gagasan-gagasan ini tidak sepenuhnya dianggap gila," kata Sersan Glenn Wheaton, seorang pasukan Unit Khusus kepada the Mail.

"Hal-hal tersebut dipandang sebagai salah satu kekuatan militer selanjutnya. Kami harus tahu apakah mungkin mempergunakan kekuatan paranormal dalam kemiliteran. Kami juga harus tahu cara untuk melindungi diri (dari kekuatan semacam itu) jika suatu hari nanti dipergunakan untuk melawan kami."

Salah sau pendukung penggunaan perang psikis adalah Mayor Jenderal Albert Stubblebine III. Pada tahun 1983 silam, dia tengah berada di posisi puncak.



Dia merupakan salah satu prajurit AS yang paling ternama. Ia juga menjabat sebagai kepala Badan Intelijen Militer AS, membawahi 16.000 orang pasukan. Dia berperan penting dalam invasi Panama danGrenada. Bukan sesuatu yang berlebihan untuk mengatakan bahwa Albert Stubblebine III merupakan jantung penggerak mesin militer AS.

Yang menarik, dia adalah seorang pria yang pernah mencoba berjalan menembus tembok. Para tamu yang mendatangi kantor Stubblebine di Arlington, Virginia, seringkali diceritakan mengenai upaya pria tersebut untuk berjalan menembus tembok – yang berujung pada rasa sakit karena menabrak benda padat.

Namun dalam pikiranya, sama sekali tidak ada keraguan bahwa kemampuan untuk menembus benda padat pada suatu hari nanti akan menjadi hal yang secara umum dipergunakan dalam pengumpulan data intelijen.



Meski demikian, dia seringkali merasa frustrasi oleh ketidakberhasilannya yang memalukan. "Saya rasa hal itu adalah gagasan yang bagus," kata Jenderal Stubblebine. "Hidung saya berulangkali terbentur. Sangat disayangkan."

Stubblebine telah sejak lama mengagumi kekuatan pikiran. Pada akhir dekade 1970an, dia sangat yakin bahwa perang AS berikutnya dapat dilakukan hanya dengan kekuatan psikis, bersama dengan bom dan peluru.

Keyakinan tersebut tertuang dalam sejumlah proyek psikis rahasia yang telah didanai militer AS selama berpuluh-puluh tahun.



Tidak banyak yang pernah mendengar mengenai proyek Stargate, MK Ultra dan Proyek Jedi. Akan tetapi, Jenderal Stubblebine terus mengikuti perkembangan secara intens dan dengan royalnya mendanai sebagian besar diantara proyek-proyek tersebut.

Militer AS pada awalnya berfokus pada upaya "penerawangan," upaya untuk melihat dengan mata tertutup sekalipun. Alasan untuk melatih prajurit AS dengan kemampuan tersebut adalah, kekuatan pikira mereka dapat menjadi alat yang amat berguna dalam medan pertempuran. Oleh karena itu, mereka menciptakan Proyek Stargate, untuk mengeksplorasi fenomena-fenomena semacam itu.

Dalam pelatihan "mata-mata psikis," para prajurit dilatih dengan cara duduk di dalam ruangan kedap suara dan mengenakan alat pendengar yang memainkan suara-suara. Potongan bola ping-pong yang tebelah dua masing-masing ditempatkan di kedua mata mereka untuk mengaburkan pandangan. Ruangan tersebut disinari dengan cahaya merah redup.



Ada sebuah peta yang menempatkan koordinat gambar "target" yang ditempatkan di dalam sebauh amplop dan diserahkan kepada para prajurit. Mereka diijinkan untuk menyentuh amplop tersebut, namun dilarang membukanya.

Dalam keadaan seperti itu, para "mata-mata psikis" tersebut akan merasakan gambar, dan kesan target, yang dapat dilacak ribuan mil jauhnya.

Bagi orang-orang awam, pendekatan semacam itu mungkin terdengar aneh. Namun para ilmuwan yang menyelidiki mengenai kemampuan penglihatan jarak jauh menemukan bahwa hasil yang diraih – secara mengeejutkan – ternyata akurat. Dan para prajurit yang menjalani pelatihan melakukannya dengan antusias.

Joe McMoneagle adalah seorang veteran perang Vietnam. Dia adalah seorang "ahli penerawang" nomor satu. Ia bertugas untuk mempergunakan kemampuannya dalam memata-matai pangkalan Rusia dan mengumpulkan data intelijen.

Dia menghabiskan waktu selama lebih dari 20 tahun bekerja untuk intelijen militer AS di Fort Meade, Maryland, markas NSA. Dia memperoleh medali Legion ogf Merit, medali tertinggi bagi personil militer yang tidak terjun di medan perang.

"Tingkat keberhasilan (penerawangan) saya mencapai 28 persen," kata McMoneagle. Angka tersebut mungkin terdengan tidak terlalu baik, namun amat berguna dalam kasus-kasus dimana kami putus asa.

"Informasi yang kami beika kemudia diperiksa ulang dengan agen intelijen lainnya untuk menciptakan gambaran keseluruhan. Kami terbukti mampu menjadi "mata-mata" yang berguna."

Namun pihak militer tidak hanya berpatokan pada pengumpulan data intelijen. Mereka erkeinginan untuk melangkah lebih jauh dan mempergunakan kemampuan itu untuk menyerang musuh. Sebuah antusiasme yang berubah menjadi gejala paranoid ketika AS mengetahui keberadaan program Rusia untuk mengembangkan "senjata psikis".



Ada lebih dari 40 institut Rusia yang terlibat dalam proyek tersebut, dan AS takut bahwa Soviet akan mempergunakan kemampuan itu untuk melumpuhkan senjata nuklir mereka.

Untuk melawan "ancaman" tersebut, pasukan "paranormal" AS diperintahkan untuk memanipulasi kinerja komputer Rusia dan menghapus data yang tekandung di memori komputer Rusia. Mereka juga diminta untuk mengganggu peledakan senjata nuklir dan juga sistem peluru kendali. Seluruh proyek militer tersebut dirahasiakan.

AS kemudian menjadi lebih kejam. Militer AS mulai menyelidiki apakah pikiran manusia dapat dipergunakan untuk melukai makhluk hidup. Hal yang disebut DMILS (Direct Mental Interaction with Living Systems).

Kabar tentang keterlibatan militer AS dengan proyek Jedi dan kemampuan psikis sedikit demi sedikit bocor. Program tersebut memang selalu menjadi hal yang kontroversial dalam tubuh kemiliteran. Banyak pihak yang menentangnya atas dasar keagamaan, mereka menyebut proyek tersebut sebagai proyek setan, sebagain lainnya menganggap hal tersebut tidak rasional dan tidak sesuai bagi militer era modern.

Jenderal Stubblebine kemudian diam-diam pensiun dari jabatannya pada tahun 1984. Proyek Stargate kemudian direduksi da pada akhirnya diserahkan kepada CIA, untuk kemudian ditutup.

Pada tahun 1995, Pentagon akhirnya mengakui bahwa mereka pernah menyelidiki fenomena paranormal. Mereka beralasan bahwa Rusia juga mempergunakan ilmu psikis, oleh karena itu AS juga harus mempelajarinya.
Profesor Jessica Utts dari Universitas California menyimpulkan bahwa fenomena psikis memang benar adanya. Dia meyakini bahwa militer AS telah menemukan cara untuk mempergunakan kekuatan paranormal.

0 komentar:

Posting Komentar